Cita-cita
Hal yang luar biasa bagi sebagian orang dan hal yang biasa
bagi sebagian yang lain. Ada yang menganggap tidak penting dan ada yang
menganggap itu adalah pondasi dasar tetang seseorang dalam melangkah. Lalu
bagaimana menurut anda? Menurut penulis, cita-cita adalah sebuah doa dan tujuan
hidup. Maka sungguh disayangkan jika dalam hidup kita tidak punya cita-cita,
sama halnya kita tidak punya tujuan hidup. Berjalan tanpa arah. Terkabulnya
cita-cita kita sama halnya dengan terkabulnya doa kita, maka perlu
persyaratan-persyaratan tersendiri. Jika doa ingin terkabul maka perlu
diperhatikan:
1. Apa
doa yang kita panjatkan? Apakah itu itu masuk akal untuk dikabulkan ataukah
tidak. Jika kita berdoa agar bisa kaya melebihi Allah, maka itu tidak masuk
akal. Sama halnya dengan cita-cita, apakah cita-cita kita ini masuk akal atau
tidak?
2. Bagaimana
ikhtiar kita setelah berdoa? Jika kita berdo’a agar dapat jodoh yang sholihah,
maka bagaimana ikhtiar kita untuk mendapatkannya, sudahkah kita mensolihkan
diri atau belum? Sudahkah kita memantaskan diri untuk memperolehnya atau belum,
dsb. Sama halnya dengan cita-cita, bagaimana ikhtiar kita untuk
meraihnya?apakah sudah semaksimal mungkin ataukah belum.
3. Jika
ikhtiar sudah maksimal maka yang selanjutnya adalah tawakal. Yang artinya
adalah terus dan terus berdoa, jangan berputus asa sebelum dikabulkan doa itu
serta kita serahkan keputusan yang terbaik kepada Allah. Yaqinlah bahwa apapun
yang terjadi bagi kita, itulah yang terbaik buat kita menurut Allah.
Maka marilah kita bantu anak-anak kita untuk menancapkan cita-cita
sebaik-baiknya dan setinggi-tingginya, kita motivasi mereka, kita beri arahan
melangkah menuju cita-cita mereka dan yang jangan terlewat adalah bantu mereka
dengan doa. Boleh jadi doa-doa malam kita inilah yang akan mempermudah
anak-anak kita menuju cita-cita mereka.